Wujudkan Penerbangan Yang Aman Gandeng ICAO DCTP, Kemenhub Gelar Fellowship Training

0

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), berkolaborasi dengan ICAO Developing Countries Training Programme (DCTP), menyelenggarakan fellowship training untuk Kerja sama Selatan-Selatan Triangular (KSST).

Pelatihan ini diselenggarakan secara virtual oleh Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara (PPSDMPU) dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug, bekerja sama dengan ICAO Developing Countries Training Programmes.

Di mana pelatihan ini diharapkan memberikan kesempatan kepada peserta mengikuti pelatihan-pelatihan penerbangan, yang bermanfaat bagi industri penerbangan.

Kepala PPSDMPU Heri Sudarmaji mengatakan, sejalan dengan arahan Menhub Budi Karya Sumadi, di masa normal baru ini dibutuhkan kolaborasi dan elaborasi bukan hanya para stakeholder terkait saja. Tapi juga dengan organisasi penerbangan global seperti ICAO.

“Diharapkan mampu mewujudkan penerbangan yang selamat, aman, nyaman, dan sehat di masa pandemi Covid-19 ini,” ujarnya saat membuka program fellowship training secara virtual, Jum’at (15/10).

Heri melanjutkan, dalam memenuhi standar nasional dan internasional, penting untuk diperhatikan. Sehinggakerja sama dan berkolaborasi dengan ICAO bisa menjadi pilihan yang sangat baik bagi BPSDM Perhubungan.

Ia menjelaskan, sebagai misi Kementerian Perhubungan, untuk menambah nilai dan meningkatkan kualitas layanan penerbangan yang andal, Indonesia akan selalu bekerja sama dengan Program DCTP Indonesia-ICAO yang dapat membantu mengubah kemungkinan menjadi peluang dan meningkatkan kualitas SDM di bidang penerbangan.

 

“Seperti yang kita ketahui bahwa ICAO-Global Aviation Training (GAT) memiliki program pelatihan unggulan di bidang penerbangan yang dapat memperluas pengetahuan kita tentang sistem penerbangan internasional”, jelasnya.

Sebagai tahap awal, Kemenhub telah mencanangkan kegiatan DCTP dan menyepakati pelaksanaan pelatihan dalam kerangka DCTP selama tiga tahun, terhitung mulai dari 2021-2023.

Tahun ini, Indonesia akan melaksanakan tiga mandatori ICAO Training Package (ITP) untuk 46 peserta, yaitu Training Managers Course (TMC) Virtual Classroom untuk 15 peserta, Managing Aviation Training Intelligence (MATI) Virtual Classroom untuk 15 peserta, dan Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation Verification (CORSIA) Virtual Classroom untuk 16 peserta.

“Rencananya, acara ini akan diadakan secara berkesinambungan hingga tiga tahun ke depan dan berjalan dengan baik sesuai aturan ICAO,” ujar Heri.

Adapun 46 peserta yang mengikuti fellowship training ini terdiri dari beberapa negara, antara lain Republica Dominicana, Bhutan, Sri Lanka, Djibouti, Uganda, Ghana, Kenya, Nigeria, Oman, Republic of Macedonia, Somalia, Cambodia, Thailand, Yaman, Mali, Benin, Cameroon, Bangladesh, Mexico, Bosnia and Herzegovina, Burundi, Ethiopia, Kuwait, Lebanon, Azerbaijan, Belarus, Georgia, dan Pakistan.

Heri berharap, meskipun pelatihan ini diselenggarakan secara virtual para peserta dapat menambah pengetahuan dan memperluas pemahaman tentang sistem penerbangan internasional di industri penerbangan. Serta dapat membangun diskusi yang produktif dan bermanfaat untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman tentang kondisi industri penerbangan saat ini.

Selain itu, diharapkan juga kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas SDM dan memberikan kontribusi lebih bagi industri penerbangan khususnya untuk keselamatan dan keamanan penerbangan yang dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

“Kerja sama ini tentunya tidak akan berhenti pada pelaksanaan kegiatan pelatihan saja,” imbuhnya.

Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Arif Priadi mengatakan, BPSDM Perhubungan sebagai institusi yang mempunyai tugas meningkatkan kualitas SDM bidang transportasi dalam pelaksanaan diklat selalu mengacu pada standar nasional dan internasional.

Ia menambahkan, kolaborasi dan sinergi dengan ICAO dalam penyelenggaraan training ini adalah sebagai salah satu upaya peningkatan kompetensi SDM transportasi sesuai standar internasional.

Menurutnya, BPSDM Perhubungan berperan penting dalam menyiapkan SDM bidang Transportasi di Indonesia. Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan di Kementerian Perhubungan, selalu mengacu pada standar nasional dan internasional dari IMO, ICAO, ILO dan lainnya. “Karena secara periodik juga lembaga diklat diaudit oleh organisasi tersebut,” pungkasnya. [DWI]

]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *