Waspada Gelombang 3 Covid, Mantan Direktur WHO Ingatkan 7 Hal Penting
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti maraknya topik pembicaraan, soal kemungkinan adanya gelombang 3 Covid-19 di akhir tahun ini, atau awal tahun depan.
Menurutnya, perkiraan itu sah-sah saja dibuat, mengacu pada sedikitnya 3 pertimbangan.
Pertama, berdasarkan pengalaman selama ini, peningkatan mobilisasi karena libur panjang, cenderung memicu kenaikan kasus.
Kedua, saat ini aktivitas masyarakat terus meningkat. Tapi, tidak semuanya menjaga jarak dan atau memakai masker dengan benar.
Ketiga, masih sekitar 65 persen penduduk Indonesia, yang belum mendapat perlindungan memadai dari vaksinasi. Atau belum divaksin 2 kali.
“Bahkan, lebih dari 3/4 lansia belum mendapat vaksin yang memadai,” cetua Prof. Tjandra.
Tentang berapa besar peningkatan kasus akhir tahun (kalau terjadi), Prof. Tjandra mengatakan, jumlahnya akan tergantung dari sedikitnya 7 hal.
Pertama, seberapa patuh kita semua protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer atau 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas yang tak perlu).
Kedua, seberapa ketat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah sesuai derajat yang ada.
Ketiga, sebaik apa kita memantau data perkembangan kasus dari waktu ke waktu. Kalau ada kenaikan, perlu kita lihat juga, seberapa ketat pembatasan sosial diberlakukan.
Keempat, seberapa cepat vaksinasi ditingkatkan.
“India yang penduduknya 4 kali lipat dari kita, sudah menyuntik 8 juta orang sehari. Saat ini, India sudah memvaksin 1 miliar penduduknya. Karena itu, target kita 2 juta sehari, rasanya cukup tepat. Semoga dapat dicapai,” jelas Prof. Tjandra, hang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.
Kelima, seberapa aktif tes dan telusur dilakukan.
“India kasusnya juga sudah landai. Peringkat di Nikkei lebih baik dari kita. Saat ini, India melakukan 1,5 juta testing sehari. Jadi, kalau jumlah penduduk kita seperempatnya, maka baiknya kita melakukan 400 ribu tes per hari. Telusur dilakukan pada 15 kontak dari kasus yang ada,” imbuhnya.
Keenam, kemungkinan gelombang 3 Covid juga akan sangat tergantung pada kemampuan kita mengendalikan pintu masuk negara.
Ketujuh, tergantung ada tidaknya varian baru yang muncul. Kalau ada, harus diteliti, apakah akan lebih menular atau tidak.
“Karena itu, jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing kita harus ditingkatkan. Pada sambutan pembukaan Kongres PERSI, Senin (25/10) pagi ini, Presiden juga mengingatkan kita untuk mewaspadai varian baru yang ada di negara-negara lain,” pungkas Prof. Tjandra. [HES]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID