Testimoni Eks Jubir Presiden Istana Terlalu Banyak Mulutnya

0

Perlukah Presiden Jokowi angkat lagi Jubir setelah Fadjroel Rachman jadi dubes? Johan Budi yang pernah jadi Jubir Jokowi, punya catatan penting saat ditanya soal itu. Kata dia, kalau nanti Jokowi angkat lagi Jubir, maka harus dipastikan si Jubir ini yang mewakili corong Istana. Soalnya, saat ini terlalu banyak “mulut” yang mengklaim mewakili Istana.

Testimoni itu disampaikan Johan, kemarin. Memang, saat ini, publik sudah mafhum, selain Jubir Presiden, di Istana itu ada Sekretariat Negara (Setneg), Sekretaris Kabinet (Seskab), dan Kantor Staf Presiden (KSP), yang sering memberikan pernyataan ke publik.

“Mereka semua ngomong, kalau ngomong, selalu mewakili Pak Jokowi,” ujar Johan yang sekarang jadi Anggota Komisi II DPR dari PDIP ini.

Johan berharap, jika Jokowi mengangkat jubir baru, maka ke depan, orang itulah yang boleh ngomong mewakili Presiden. Tak boleh ada pihak lain.

“Kalau memang khusus untuk Pak Jokowi, ya harus ada Jubir. Tapi, ketika ada Jubir, itu harus semua dia yang ngomong. Nggak boleh orang lain mewakili,” saran eks Jubir KPK yang juga pernah diangkat jadi Komisioner KPK ini.

Soal nama, Johan Budi enggan memberikan usulan. Termasuk memilih beberapa nama yang beredar. Dia beralasan, yang paling tahu siapa yang cocok jadi Jubir Presiden adalah Jokowi sendiri.

Hal lain yang ikut digarisbawahi Johan, Jubir harus tahu persis Jokowi dan tidak boleh bawa-bawa kepentingan pribadi setiap bersuara ke publik. “Jubir itu harus bener-bener tahu yang dimauin Pak Jokowi itu seperti apa,” tuturnya.

 

Ia juga menekankan agar tidak ada sekat antara Jokowi dan jubirnya. Sehingga jubir bisa sepenuhnya memahami yang dimaui Kepala Negara.

“Jubir Pak Jokowi itu harus berinteraksi dengan Pak Jokowi. Jangan ada barier, jangan ada filter lagi,” saran dia.

Hingga kemarin, belum ada tanda-tanda Jokowi akan menunjuk orang baru sebagai pengganti Fadjroel di kursi Jubir Presiden. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Bey Machmudin menerangkan, Istana sudah punya 3 pejabat penting yang kerap bicara ke publik.

“Sampai saat ini belum ada arahan Presiden. Selain itu, di Istana sudah ada Menteri Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, dan KSP,” kata Bey, Senin (25/10).

Seskab, Pramono Anung tak berkomentar saat dikonfirmasi soal pengganti Jubir Presiden hingga usulan agar peran Jubir diambil alih olehnya.

Dari luar Istana, Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah mengusulkan agar peran Jubir dirangkap Pramono Anung. Alasannya, sebagai Seskab, Pramono punya akses ikut rapat kabinet.

Ia mencontohkan, Amerika Serikat punya Press Secretary yang selevel menteri. Sehingga figur Jubir itu tidak boleh ecek-ecek. Harus solid dan punya kapabilitas dalam mensosialisasikan ide-ide pemerintah. “Yang saya tahu, selama ini jubir-jubirnya nggak ada yang punya akses ke rapat kabinet. Terus dia cari-cari berita sendiri di internet, terus dia baru ngomong,” nilainya.

 

Pernyataan Fahri yang minta agar Jubir tidak diisi figur yang ecek-ecek direspons eks Jubir KPK, Febri Diansyah. “Saya kira @Fahrihamzah cocok menjadi Jubir Pak Jokowi, agar bukan ecek-ecek seperti yang disampaikan di sini,” usul Febri di akun Twitternya @febridiansyah.

Cuitan Febri langsung dibalas Fahri. Keduanya malah saling tunjuk. Menurut Fahri, justru Febri yang lebih cocok jadi Jubir Presiden. Alasannya, karena Febri punya pengalaman jadi jubir di KPK. “Ente masih muda bro..mainkan..,” balas Fahri.

Lalu, apa kata partai koalisi? Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyerahkan sepenuhnya ke Presiden Jokowi, baik soal siapa pengganti Fadjroel atau masih perlu-tidaknya posisi Jubir. “Sekiranya Presiden mengangkat jubir, maka jubir tersebut harus benar-benar memahami keseluruhan suasana kebatinan Presiden,” ucap Hasto, kemarin.

Tapi, ia memberi catatan bahwa komunikasi politik itu sangat penting. Karena rakyat berhak tahu kebijakan Presiden. Selain itu, komunikasi politik harus dilakukan dengan proporsional dan menyentuh hal-hal yang bersifat strategis. “Komunikasi politik Presiden tidak bisa dilakukan dengan mengarang lagu atau menulis buku tebal,” pesannya.

Sementara, PKB menitikberatkan pada sosok pengganti Fadjroel. Ketua DPP PKB, Daniel Johan berharap, pengganti Fadjroel bisa sekelas Jubir era Presiden Gus Dur, yakni Wimar Witoelar. Selain cerdas, Wimar juga dinilai tidak berlebihan dalam menyampaikan pernyataan.

“Bukan malah sebaliknya, membuat blunder dan buat masyarakat makin bingung karena semakin tidak jelas informasi yang diberikan,” usulnya, kemarin.

Partai koalisi lain, yakni Partai Bulan Bintang (PBB) tak muluk-muluk. Sekjen PBB, Afriansyah Ferry Noor berpandangan, posisi jubir lebih baik dirangkap Seskab saja. “Saya rasa cukup dengan Seskab Pramono Anung merangkap jubir. Karena komunikasinya pun, beliau pas,” kata Ferry Noor, tadi malam. [SAR]

]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *