Terima Tongkat Presidensi G20 Jokowi Dapat Wanginya
Gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia, telah dibuka secara resmi, kemarin. Di ujung acara ini, Presiden Jokowi akan menerima tongkat estafet Presidensi G20. Artinya, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20, tahun depan. Indonesia makin harum di dunia. Jokowi pun ikut dapat wanginya.
Jokowi tiba di Bandara Fiumicino, Roma, Italia, Jumat sekitar pukul 5 sore, setelah menempuh penerbangan selama hampir 13 jam. Dari sana, Jokowi langsung meluncur ke hotel tempatnya bermalam.
Sebelum istirahat, Jokowi lebih dulu berkoordinasi dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sudah tiba di Italia lebih dulu. Pertemuan membahas persiapan agenda esok hari.
Maklum, agenda yang diikuti Jokowi di KTT G20 ini lumayan padat. Dari pagi sampai malam. Selain mengikuti pertemuan di KTT G20, Jokowi juga menghadiri sejumlah pertemuan bilateral.
Kemarin, gelaran pertemuan kelompok yang beranggotakan 20 negara ekonomi besar itu, dibuka di La Nuvola, pukul 11 siang. Acara pembukaan ini turut disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden.
Tampak satu per satu pemimpin negara G20 datang ke lokasi disambut Perdana Menteri Italia, Mario Draghi. Pemimpin negara yang pertama datang adalah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, lalu disusul Presiden Kongo, Felix Tshisekedi; Presiden Brasil, Jair Bolsonaro dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.
Jokowi datang ke lokasi di urutan tiga terakhir, setelah Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, yang hadir selaku Ketua ASEAN. Setelah Jokowi, datang Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan ditutup Kanselir Jerman, Angela Markel. Di acara ini, Jokowi tampil necis dengan setelan jas warna abu-abu yang dikombinasikan dengan dasi berwarna biru dongker.
Setelah para pemimpin negara berkumpul, acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Jokowi berdiri di posisi tengah di barisan terdepan bersama Draghi. Di sela sesi foto itu, Jokowi berbincang akrab dengan sejumlah pemimpin negara. Dalam foto yang diunggah Sri Mulyani di akun Instagramnya, Jokowi berbincang dengan PM India, Narendra Modi dan Presiden Macron.
Dari sana, pertemuan sesi pertama dimulai, yaitu sesi mengenai ekonomi dan kesehatan global. Setelah itu, Jokowi menjadi pembicara di acara side event mengenai dukungan usaha kecil dan menengah dan bisnis milik perempuan.
Kemudian eks Wali Kota Solo itu lanjut menghadiri acara budaya dan jamuan makan malam yang akan dituanrumahi oleh Perdana Menteri Italia. Selain menghadiri KTT G20, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral paling tidak dengan enam pemimpin, dari Australia, Prancis, India, Turki, Italia, dan Bank Dunia.
Di akhir KTT ini, Jokowi akan menerima tongkat estafet Presidensi G20 dari Italia, sesuai kesepakatan KTT G20 ke-15 di Riyadh, Arab Saudi. Ini merupakan kali pertama Indonesia terpilih sebagai Presidensi G20 sejak dibentuknya G20 pada 1999.
Apa untungnya jadi ruang rumah KTT G20? Menkeu Sri Mulyani mengatakan, posisi Indonesia dalam kepemimpinan G20 menjadi bagian penting terutama untuk mendeteksi dan mengatasi ancaman kesehatan di masa depan.
“Pandemi ini harus segera kita respons. Kita perlu memastikan ada cara untuk mendeteksi dan mengatasi ancaman kesehatan di masa depan. Kita perlu memperkuat peran dan meningkatkan capaian WHO, dan kita perlu memastikan ketersediaan pembiayaan yang cukup untuk melakukan semua itu,” kata Sri Mulyani, kemarin.
Sebagai pemegang Presidensi G20 selanjutnya, lanjut Sri Mulyani, Indonesia akan memanfaatkan kesempatan untuk membuat komitmen yang tegas untuk bertindak.
“Karena kami percaya sangat penting untuk memfasilitasi upaya global untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat,” jelas Sri Mulyani.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menilai, Presidensi Indonesia dalam kelompok G20 bisa menjadi momentum kebangkitan ekonomi dan perdagangan Indonesia. Kata dia, posisi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kepentingan nasional.
“Kita akan mengusung tema recover together, recover stronger. Artinya, semangat bersama untuk pulih secara ekonomi dan kesehatan di antara negara-negara G20,” kata Jerry.
Pendiri Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja mengatakan, Presidensi di G20 itu bergilir sesuai grup kawasan yang mendapat tugas menjabat. Cepat atau lambat akan ada giliran buat Indonesia. Salah satu kelebihannya mungkin sebagai tuan rumah, Indonesia tentu bisa mengusulkan tema untuk jadi fokus pertemuan.
Pengamat hubungan internasional ini mengatakan, tentu saja posisi ini bisa jadi peluang jika Indonesia aktif mengusulkan ide-ide segar yang membuat negara-negara anggota G20 terinspirasi. Tapi, jika Indonesia semata melihat posisi ini sebagai forum biasa, Indonesia malah bisa tersedot oleh kepentingan negara-negara anggota G20 yang lain.
“Karena mereka biasanya sudah menyusun langkah sampai level plan of action, mempersiapkan diri dan detil tiap tahapan untuk komitmen dunia yang baru,” kata Dinna, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Pengamat Internasional dari Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana mengatakan, banyak peluang dan keuntungan saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20. Kata dia, sebagai tuan rumah, atensi dunia akan tertuju ke Indonesia.
Selain itu, Indonesia bisa memunculkan ide-ide untuk dibahas. Peluang lain, pemerintah dapat memanfaatkan untuk promosi.
Sementara dari sisi politik, terpilihnya Indonesia menjadi Presidensi G20 akan menguntungkan Jokowi. “Secara politik, G20 ini akan menjadi legacy yang bagus buat Pak Jokowi,” ujar Pengamat Politik Hendri Satrio. [BCG]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID