Soedirman Susul Kertajati Bandara Berguguran, Sayang Seribu Sayang
Nasib beberapa bandara yang baru dibangun sungguh memprihatinkan. Karena sangat sepi penumpang, bandara-bandara itu, berguguran. Setelah Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, kini menyusul Bandara Jenderal Besar Soedirman, di Purbalingga, Jawa Tengah, yang bernasib seperti itu. Sungguh sayang seribu sayang. Karena dana untuk membuat bandara ini, sangat jumbo.
Bandara Soedirman baru diresmikan 3 Juni 2021. Sayangnya, sejak akhir September 2021, sudah tidak ada maskapai yang menerbangkan penumpang dari bandara itu. Fakta itu dibeberkan pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio melalui akun Facebook-nya.
Agus menceritakan, sejak awal, hanya ada Citilink sebagai satu-satunya maskapai yang terbang dari bandara ini. Namun, kini maskapai anak usaha Garuda Indonesia itu pun, sudah menghentikan penerbangannya.
“Satu-satunya maskapai yang melayani Jakarta-Purbalingga-Surabaya, yaitu Citilink, sudah menghentikan penerbangannya. Saya mau book untuk minggu depan, ternyata sudah tidak ada penerbangan. Saat saya konfirmasi ke Citilink, memang stop terbang,” tulis Agus.
Ia sangat menyayangkan hal ini. Dia menganggap, kondisi ini terjadi karena pembangunan bandara tidak didasari kajian yang matang.
“Satu lagi bukti, kalau bangun bandara tanpa FS (feasibility study) yang rinci, yang penting cepat, cepat, cepat, terulang lagi. Semoga nasibnya tidak seperti Bandara Kertajati,” ucapnya.
Bandara Soedirman dibangun selama 2 tahun yakni, 2019 hingga 2021. Bandara ini dikelola PT Angkasa Pura II (Persero). Dalam laman Pemkab Purbalingga dijelaskan, Bandara Soedirman dibangun di atas lahan seluas 115 hektar oleh PT Hutama Karya (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp 231 miliar.
Nasib Bandara Soedirman memang hampir mirip dengan Bandara Kertajati. Bandara yang dibangun dengan biaya sekitar Rp 2,6 triliun dan dibuka pada 24 Mei 2018 itu, kini sepi “bak kuburan”. Untuk menarik masyarakat datang, pengelola bandara sempat menyediakan jasa foto prewedding dengan latar bandara atau pesawat.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membantah kabar Bandara Soedirman sudah tidak beroperasi. Kata Ganjar, penerbangan di sana saat ini hanya terkendala penerapan aturan PCR Test bagi penumpang pesawat.
“Nggak, nggak. Tadi saya klarifikasi ke bupatinya. Tidak berhenti. Ada problem di PCR, kemudian pihak maskapai melakukan semacam reschedule lagi. Saya tanya Bu Bupati, nggak pak, itu hoaks. Kita masih jalan,” ungkap Ganjar, di kantornya, kemarin.
Ganjar menambahkan, saat ini penerbangan di Bandara Soedirman memang belum dibuka secara reguler mengikuti aturan PPKM di masa pandemi. Menurutnya, yang terjadi saat ini adalah penerapan aturan syarat penerbangan yang mengharuskan penumpang pesawat melakukan tes PCR. Hal tersebut memberatkan calon penumpang.
“Problemnya itu. Bukan berhenti dan memang dari segi jadwal belum dibuka. Dan, kita kan juga belum membebaskan aktivitas ekonomi, termasuk transportasi. Kita masih jaga-jaga terus,” tambahnya.
Kata Ganjar, Bupati Purbalingga bahkan menawarkan agar pariwisata bisa dibuka dan otomatis akan menambah jadwal penerbangan. “Bupati, saya kontak sudah siap. Kalau diizinkan pariwisata, akan buka penerbangannya. Aku dadi gubernure yo ngko sik (nanti dulu), hati-hati kita harus menjaga itu,” tuturnya.
Pihak PT Angkasa Pura II (AP II) juga mengaku masih menunda pengembangan lanjutan di Bandara Soedirman. “Saat ini memang masih hold untuk pengembangannya dengan kondisi saat ini,” kata VP Corporate Communication AP II Yado Yarismano. [MEN]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID