Sesalkan Merah Putih Gagal Berkibar Di Thomas Cup Komite III DPD: Perlu Evaluasi Agar Tak Terulang

Penantian dan kerinduan masyarakat Indonesia sejak 2002 untuk merebut juara Thomas Cup, tertebus dan dibayar tuntas dengan kemenangan tim bulutangkis Indonesia menghadapi China dalam final Thomas Cup 2020, di Ceres Arena Aarhus, Minggu (17/10).
Sayangnya, capaian ini dinilai kurang sempurna tanpa kibaran bendera Merah Putih sebagai simbol bangsa.
Demikian dikatakan Ketua Komite III DPD Sylviana Murni, di Jakarta, Rabu (19/10). Diketahui, Indonesia dilarang mengibarkan bendera Merah Putih dalam turnamen internasional. Kecuali, di ajang Olimpiade.
Ini sebagai hukuman dari Badan Antidoping Dunia lantaran Indonesia tidak mengirim sampel doping selama pandemi (2020 dan 2021) sebagai bagian Test Doping Plan.
Sylviana pun menyesalkan kondisi ini. Ia menyebut kasus tersebut menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Khususnya, bagi kelembagaan negara yang bertanggungjawab atas kepatuhan regulasi di kejuaraan internasional.
Kendati demikian Komite III DPD memberikan apresiasi dan penghargaan, serta rasa syukur atas capaian tim bulutangkis Indonesia.
“Komite III DPD mendorong agar ke depan, negara wajib hadir dan memastikan terpenuhinya ketentuan lembaga internasional yang telah ditetapkan,” tutur senator asal DKI Jakarta itu.
Dikatakan Sylviana, ke depan, perlu adanya optimalisasi evaluasi dan investigasi agar hal serupa tidak terulang kembali.
Apalagi, kini DPR bersama Pemerintah dan DPD RI tengah membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional.
RUU tersebut diharapkan kelak saat disahkan menjadi Undang-Undang yang dapat menumbuhkan ekologi sistem keolahragaan, dengan menyeimbangkan kepentingan dan kewenangan pusat dan daerah.
“Atas nama Komite III DPD kami berharap permasalahan ini segera selesai dan yang terakhir kali. Kami sampaikan terima kasih kepada Menpora, KOI dan LADI yang telah menyampaikan permohonan maaf,” tutur Sylviana.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) sendiri telah meminta maaf pada konferensi virtual soal gagalnya bendera merah putih berkibar.
Keteledoran tersebut berakibat bagi ketidaknyamanan semua pihak. Menpora Zainudin Amali meminta pihak KOI menginvestigasi persoalan ini. [OKT]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID