Ribuan Rakyat Prancis Turun Ke Jalan Emmanuel Macron Digoyang Mosi Tak Percaya

<p>Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat kebijakan sepihak menaikkan usia pensiun. Rakyat yang tak terima dengan kebijakan itu, turun ke jalan menggelar unjuk rasa. Kebijakan kontroversial ini bisa menggoyang posisi Macron.</p>

<p>Kota Paris, Prancis, membara selama tiga hari berturut-turut, akibat kemarahan ribuan orang yang memprotes kebijakan pensiun yang diputuskan Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron. Kerusuhan berbaur dengan sampah yang menggunung di jalan-jalan Paris.</p>

<p>Sampah ini sudah menumpuk sepekan terakhir, akibat para pekerja kebersihan mogok kerja, memprotes kebijakan pensiun Macron yang baru. Jalan-jalan di Kota Paris pun berbau busuk, akibat 10.000 ton sampah menumpuk di sana.</p>

<p>Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan, para petugas yang mogok kerja telah dipaksa kembali bekerja, di bawah kekuasaan darurat yang dirancang untuk melindungi layanan-layanan penting.</p>

<p>Meski diprotes ribuan pekerja, sejak Januari lalu, Macron ngotot mensahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Reformasi Pensiun. Dengan demikian, batas usia penisun pun naik dari 62 menjadi 64 tahun.</p>

<p>Macron ogah menggelar pemungutan suara di parlemen (Majelis Nasional) terkait RUU tersebut, karena dia sadar, kebijakannya bakal kalah. Presiden termuda Prancis itu lebih memilih memakai pasal &ldquo;sakti&rdquo;, Pasal 49.3. Pasal itu memberikan kewenangan kepada eksekutif mengesahkan RUU tanpa persetujuan Majelis Nasional.</p>

<p>Langkah itu diambil Macron beberapa menit menjelang sidang paripurna RUU kontroversial tersebut di Majelis Nasional, Kamis (16/3). Dia meminta Perdana Menteri Elisabeth Borne mengumumkan penggunaan pasal tersebut.</p>

<p>&ldquo;Macron, Mundur!&rdquo; dan &ldquo;Macron akan runtuh, &ldquo;kami akan menang,&rdquo; teriak massa, dalam unjuk rasa di Place d&rsquo;Italie di Paris selatan, Sabtu (18/3).</p>

<div style=”page-break-after: always”><span style=”display: none;”>&nbsp;</span></div>

<p>Polisi anti huru hara menggunakan gas air mata membubarkan massa saat tempat sampah dibakar. Otoritas kota telah melarang aksi unjuk rasa di Place de la Concorde pusat Paris dan Champ-Elysees yang ada di dekatnya.</p>

<p>Dalam unjuk rasa sehari sebelumnya, demonstran di Paris membawa gambar Macron duduk di atas tong&nbsp;sampah yang kelilingi banyak sampah. Gambar tersebut merujuk pada sampah yang tidak diangkut para petugas kebersihan yang sedang mogok kerja, juga pemikiran orang Prancis tentang pemimpin mereka.</p>

<p>Macron (45) berharap, upayanya untuk menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun, akan mengukuhkan peninggalannnya, sebagai presiden yang mentransformasi ekonomi Prancis di abad ke-21.</p>

<p>Sebaliknya, ia mendapati kepemimpinannya justru diperdebatkan, baik di parlemen maupun di jalanan kota-kota besar. Langkahnya yang berani memaksakan RUU Reformasi Pensiun tanpa pemungutan suara, telah membuat marah kubu oposisi dan dapat memicu mosi tak percaya.</p>

<p>Sebelumnya, Senat mengadopsi RUU tersebut dengan suara 193 berbanding 114. Tetapi Macron tidak yakin dengan hasil voting di Majelis Nasional akan sesuai harapannya. Akhirnya ia nekat menerapkan Pasal 49.3.</p>

<p>Oposisi pun bereaksi dengan kemarahan, menyebut bahwa penggunaan pasal sakti itu bagi eksekutif dapat menambah banyak aksi protes dan pemogokan kerja. Ini juga memberi oposisi hak untuk segera menyerukan mosi tidak percaya di parlemen.</p>

<p>&ldquo;Ketika seorang presiden tidak memiliki mayoritas dukungan di negaranya, tidak ada mayoritas di Majelis Nasional, dia harus menarik RUU-nya,&rdquo; ujar Ketua Partai Sosialis, Olivier Faure.</p>

<p>Politisi sayap kanan Prancis, Marine Le Pen juga turut mengecam langkah Macron tersebut. Dia mengatakan akan mengajukan mosi tidak percaya pada Pemerintah di parlemen. Keputusan itu adalah kegagalan total, karenanya Macron dan Perdana Menteri Borne tidak layak bertahan di jabatannya.</p>

<p>Sejak menjadi presiden pada 2017, Macron sering dituduh arogan. Dia dianggap sebagai &ldquo;presiden orang kaya&rdquo;, dan memicu kebencian, karena mengatakan kepada seorang pengangguran bahwa ia hanya perlu &ldquo;menyeberang jalan&rdquo; untuk mendapatkan pekerjaan. Macron juga pernah bilang, beberapa pekerja Prancis &ldquo;malas&rdquo;. â– &nbsp;</p>

<p>&nbsp;</p> .
Sumber : Berita Internasional Peristiwa Terbaru Hari Ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *