Relawannya Dorong Nyapres Luhut Pandai Mengukur Diri
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan pandai mengukur diri. Meski didorong-dorong oleh beberapa relawan untuk maju di Pilpres 2024, Luhut tetap menyatakan, tidak. Dia bilang, kalau mimpi, jangan muluk-muluk.
Setidaknya, sudah ada dua relawan yang mendorong-dorong Luhut nyapres. Pertama, Gerakan Pemuda Perubahan. Gerakan ini sudah menyebar poster dengan tulisan “LBP for RI-1” dan dideklarasikan pada 17 Agustus 2021.
Kedua, Relawan LBP. Sabtu (9/10), mereka mendeklarasikan diri mendukung Luhut maju sebagai presiden dalam Pilpres 2024. Kata Juru Bicara Sahabat LBP, Sarjan Andesbaya, deklarasi itu lantaran banyak tokoh yang mulai mempersiapkan diri meski pemilu masih tiga tahun lagi.
Melihat hal ini, Luhut angkat bicara. Dalam acara Grand Launching Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Kalimantan Timur, Luhut berpesan kepada semua pihak, untuk bermanfaat bagi negeri, tidak perlu ngejar-ngejar jabatan. Untuk mengabdi pada negara, tidak perlu harus jadi presiden.
“Apa hanya harus jadi presiden dulu baru bisa mengabdi? Kan kita bisa, semua mengabdi dan berkarya sesuai porsi kita masing-masing,” ucapnya, dalam acara yang disiarkan virtual di kanal YouTube Kemenko Kemaritiman dan Investasi, kemarin.
Dia berpesan, untuk mengabdi pada negara, bisa dilakukan dengan mengerjakan tugas masing-masing dengan sebaik-baiknya. “Jangan pernah mimpi muluk-muluk. Just do it the best,” tegasnya.
Secara tersirat, dia pun meminta kepada orang-orang yang mengaku relawannya, untuk tidak terus bicara soal copras-capres. “Saya sampaikan panjang lebar karena kita harus bicara itu. Kita ini jangan hanya jabatan-jabatan saja,” pesannya.
Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi bicara lebih keras. Dia bilang, banyak pihak yang pansos alias panjat sosial dengan membuat isu Luhut maju Pilpres 2021. Padahal, Luhut menegaskan tidak akan mencalonkan diri menjadi presiden.
Pernyataan Jodi ini tidak hanya ditujukan ke orang-orang yang mengaku relawan Luhut. Tapi juga kepada para pengamat politik. “Banyak pengamat, politikus, komentator kurang kerjaan panjat sosial dengan membuat berbagai isu tentang Pak Luhut di medsos atau YouTube atau sok-sok nantang,” ujar Jodi, kemarin.
Ia juga memastikan, Luhut tak ambil pusing atas pendapat orang nyinyir atau nantang-nantang Luhut untuk nyapres. Luhut memilih fokus kerja dan mengurus yayasan untuk memberi kesempatan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.
“Daripada nanggapin orang-orang negatif seperti itu, mending Pak Luhut fokus saja ke yayasannya. Memberi kesempatan masa depan yang lebih baik kepada generasi-generasi muda Indonesia. Sekolah yang beliau dirikan sudah jadi salah satu yang terbaik lho di Indonesia,” katanya.
Selain itu, sambung Jodi, Luhut selalu menyampaikan bahwa mengabdi kepada negara tidak harus menjadi presiden. Jika sudah mampu berbuat untuk negara, jangan tunggu sampat dapat jabatan. [MEN]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID