Pelajar Indonesia Dan Belanda Usulkan Proyek Kampung Iklim Untuk Malino
Pelajar Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH) dan Herenweg School Wassenaar Belanda menyerahkan usulan Proyek Kampung Iklim kepada Duta Besar Indonesia untuk Belanda Mayerfas, Rabu (24/11).
Proyek ini dirancang dengan aplikasi permainan komputer Minecraft. Turut menyaksikan prosesi serah terima adalah Climate Envoy Belanda Jaime de Bourbon de Parme di kantor Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag.
Proyek Kampung Iklim dikerjakan bersama-sama 14 pelajar SIDH dan 50 pelajar Herenweg School umur 10-14 tahun dari 16 September – 1 November dengan dukungan KBRI Den Haag dan Indonesia Nederland Society.
Di dalam permainan Minecraft, para pelajar membangun program adaptasi dan mitigasi iklim berdasarkan kondisi di Malino yang diidentifikasi melalui wawancara dengan para penduduk.
Penyerahan usulan Proyek Kampung Iklim untuk Malino dilakukan dalam acara Peluncuran dan Webinar yang dihadiri sekitar 80 orang, termasuk Pemerintah Kabupaten Gowa dan penduduk Malino secara online.
Saat menerima usulan proyek tersebut, Dubes Mayerfas menyatakan proyek Kampung Iklim dapat diimplementasikan secara nyata.
“Proyek Kampung Iklim ini akan menjadi kontribusi yang baik untuk Pemerintah dan masyarakat Indonesia, terutama di Malino,” ujar Dubes Mayerfas dalam keterangan resminya, Rabu (24/11).
Dubes Mayerfas mengatakan, Program Kampung Iklim sudah dijalankan Pemerintah Indonesia sejak 2016 dan telah dibangun di lebih dari 2 ribu lokasi.
“Proyek ini jika diterapkan di Malino akan membantu pemenuhan target 20 ribu Kampung Iklim di tahun 2024,” ujar Dubes Mayerfas.
Usulan proyek tersebut juga disambut baik oleh Climate Envoy Belanda. “Para pelajar secara kreatif dan fun mencari solusi untuk masalah global (perubahan iklim). Beberapa solusi yang ditawarkan dalam proyek sejalan dengan permasalahan yang dihadapi, seperti pengolahan sampah,” ujar De Parme.
De Parme mengatakan, Pemerintah Belanda tengah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui ekonomi sirkular untuk pengolahan sampah.
Anggota Board of Trustee Indonesia Nederland Society dan mantan Menteri Luar Negeri Belanda Bernard Bot, yang menyaksikan penyerahan menyampaikan, proyek ini dapat menstimulasi dan menjangkau para pembuat kebijakan.
“Untuk itu, akan baik jika proyek ini bisa diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan dasar,” ujarnya.
Pembangunan Kampung Iklim dilakukan selama enam pekan oleh para pelajar dengan fokus kepada tujuh permasalahan di Malino.
Proyek tersebut dikerjasamakan oleh kedua sekolah sebagai bagian dari pembelajaran perubahan iklim dan mengambil momentum Pertemuan Conference of Parties (COP) 26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). [DAY]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID