Menperin Dorong Desain Produk Industri Angkat Budaya Lokal

Desain merupakan salah satu aspek penting dalam memacu daya saing produk industri. Oleh karena itu, para desainer produk industri berperan sangat penting untuk mampu menerjemahkan kebutuhan konsumen saat ini.
“Mengutip ungkapan dari Robert L. Peters, desainer ternama asal Kanada, design creates culture, culture shapes values, and values determine the future. Ungkapan tersebut merangkum gambaran tidak saja mengenai betapa pentingnya posisi desain bagi perkembangan suatu produk, tetapi juga pengaruhnya dalam kehidupan manusia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Penganugerahaan Penghargaan Indonesia Good Design Selection (IGDS) 2021 di Jakarta, Selasa (16/11).
Dalam realitasnya, contoh sederhana dari kebenaran ungkapan tersebut, dapat dilihat pada perkembangan komputer. Di awal kelahirannya, kata Agus, wujud komputer sangat besar dan tidak praktis. Kini menjadi sangat portable dalam bentuk laptop dan smartphone serta menjadi kebutuhan primer bahkan menjadi budaya yang sangat dominan.
Contoh kongkret lain dapat dilihat pada industri furnitur atau home décor dan fesyen. Di industri fesyen, menurut Agus, Indonesia beruntung memiliki khasanah batik dan fesyen muslim yang semakin diakui dan diminati oleh dunia.
Selain sebagai pembentuk budaya, lanjut Agus, desain itu sendiri secara inheren membawa nilai yang ingin dikenalkan atau dipromosikan. “Setiap kali kita membeli suatu produk, pada dasarnya kita memberikan dukungan terhadap kelestarian nilai yang dikandung oleh produk itu sendiri,” ujarnya.
Karena itu, para desainer yang menciptakan merek dan produk pada dasarnya bertanggung jawab atas pesan dan visual yang dilihat sehari-hari di sekitar masyarakat. Tanggung jawab itu adalah keseimbangan antara apa yang dicari oleh konsumen dan nilai apa yang mereka yakini dan suguhkan di masa depan.
Bangsa Indonesia, dengan ragam entitas budaya yang dimiliki, sangat kaya akan budaya. Sebagai bagian dari identitas bangsa, nilai-nilai budaya tersebut sepatutnya kita lestarikan dan promosikan agar dapat menembus ke tingkat dunia hingga menjadi budaya global.
“Jika kita mampu melihat ragam kebudayaan sebagai sumber inspirasi, maka kita akan memiliki segudang ide-ide baru yang dapat dituangkan ke dalam berbagai bentuk karya,” terangnya.
Agus mengemukakan, pasar desain produk industri semakin besar dan berkembang. Berdasarkan Global “Industrial Design Market” 2020 Research Report, nilai pasar global dari desain produk industri pada tahun 2019 tercatat mencapai 45,38 miliar dolar AS dan diproyeksikan akan tumbuh mencapai 65,41 miliar dolar AS pada akhir tahun 2026 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,3 persen selama kurun waktu 2021-2026.
“Peluang di sektor desain industri tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para desainer dalam negeri,” ujarnya.
Dalam upaya merebut pasar yang sedemikian besar, menurut Agus, penguatan nilai dan karakter produk sangatlah penting. Dalam rangka itu, di samping menghadirkan nilai lokal dalam desain, penting bagi para desainer untuk mengikuti tuntutan global yang tengah berkembang. Dewasa ini muncul kesadaran bersama di dunia tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dalam rangka menjaga kualitas kehidupan manusia.
“Saya yakin kombinasi nilai lokal dan nilai keberlanjutan akan melahirkan desain produk industri yang tidak saja diterima dengan baik oleh dunia, tetapi juga memiliki pesona dan wow effect yang dapat meningkatkan nilai tambah dalam setiap produk industri kita,” tegasnya.
IGDS Ke-18 yang mengusung tema “Produk Indonesia Berkarakter”, diharapkan mampu mencerminkan karakter kuat berbagai jenis industri di Indonesia, di antaranya kerajinan, furnitur dan home décor, alat kesehatan dan keselamatan, serta alas kaki dan aksesoris fesyen.
“Perjalanan panjang IGDS telah menghadirkan khasanah desain produk industri Indonesia. Sejak pertama kali digulirkan pada tahun 2001 pesertanya tiap tahun terus meningkat, dan pada tahun 2021 ini sebanyak 361 karya,” ungkapnya.
Melalui ajang IGDS, Menperin melihat kreativitas masyarakat Indonesia sangat besar dan kuat. “Ini merupakan intangible resource yang sangat berharga bagi Indonesia dengan nilai ekonomi yang sulit dideskripsikan,” tuturnya.
Dia menyambut baik dan berterima kasih atas kerja sama dan bantuan dari Asosiasi-asosiasi Desainer Indonesia dan Taiwan Design Research Institute pada gelaran IGDS 2021 ini. Semoga di tahun mendatang, kolaborasi antarstakeholder desain produk industri dapat lebih erat dan semakin memberikan nilai tambah dalam peningkatan daya saing produk industri nasional.
Penghargaan IGDS 2021 diberikan kepada dua kategori yaitu Design Product untuk produk jadi dan Design Concept untuk konsep produk. Pada kategori Design Product terdapat lima jenis penghargaan yaitu Grand Award, Best 3, People’s Choice, Best 20 dan Good Design. Sementara pada kategori Design Concept terdapat dua jenis penghargaan yaitu Grand Award dan Best 3.
“Seluruh penerima penghargaan akan mendapatkan sertifikat dan hak penggunaan logo IGDS untuk promosi produk, serta bagi para penerima Grand Award, Best 3 dan People’s Choice akan mendapatkan trofi dan hadiah uang tunai senilai total Rp 400 juta dari Kemenperin,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Reni Yanita.
Reni menambahkan, Ditjen IKMA Kemenperin juga berkomitmen meningkatkan kemampuan desainer produk industri dengan menjalin kerja sama dengan Taiwan Design Research Institute (TDRI), dengan melibatkan Mr. Oliver Link, Wakil Presiden TDRI sebagai Juri Kehormatan pada Penjurian Tahap III.
“Selanjutnya, para penerima penghargaan IGDS 2021 juga akan difasilitasi untuk ikut serta dalam Golden Pin Design Award 2022,” kata Reni.
Dari 22 penerima penghargaan IGDS tahun 2020 yang dikirimkan Kemenperin ke ajang Golden Pin Design Award 2021, tiga produk yaitu The Wave, ECOSAVIOR 45 dan Agniraga Roaster berhasil lolos ke seleksi kedua dan berhak menggunakan logo Golden Pin Design Mark pada produk mereka. [DIT]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID