Menlu AS Anthony Blinken Ikut Bersuara Anggota Parlemen Inggris Tewas Ditikam, Alarm Serangan Terhadap Demokrasi Berbunyi Nyaring
Tewasnya anggota parlemen Inggris David Amess dalam insiden penikaman di Gereja Methodis Belfairs di Leigh-on-Sea di wilayah timur London saat menghadiri pertemuan dengan konstituen di daerah pemilihannya, semakin membunyikan alarm tanda bahaya serangan terhadap demokrasi.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pun menyampaikan ucapan belasungkawa.
“Amerika Serikat mengucapkan duka cita mendalam atas wafatnya David Amess, pelayan masyarakat dan anggota parlemen Inggris yang berdedikasi, kepada seluruh keluarga, handai taulan, dan kolega yang ditinggalkan. Serangan terhadap anggota parlemen terpilih adalah serangan terhadap demokrasi,” ujar Blinken via Twitter, Sabtu (16/10).
Terkait hal ini, Juru Bicara Majelis Rendah Inggris, Lindsay Hoyle mengatakan, insiden tersebut memunculkan gelombang kejut ke seluruh komunitas parlemen dan juga seluruh lapisan masyarakat. Jaminan keamanan untuk anggota parlemen pun sangat layak untuk didiskusikan.
Sementara Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel menuturkan, pihaknya telah meminta kepolisia untuk me-review hal-hal yang terkait pengamanan bagi anggota parlemen.
Aktivitas kampanye ditangguhkan
Imbas kejadian ini, Partai Konservatif menangguhkan semua aktivitas kampanyenya, hingga pemberitahuan lebih lanjut.
“Kami sangat berduka mendengar berita kematian David Amess,” ujar mantan Perdana Menteri Theresa May seperti dilansir Reuters.
“Seorang pria yang baik dan anggota parlemen yang dihormati, terbunuh di komunitasnya sendiri saat menjalankan tugas publiknya. Sungguh hari yang tragis bagi demokrasi kita” imbuhnya.
Sebelumnya, pada tahun 2010, anggota parlemen Inggris dari Partai Buruh Stephen Timms juga ditikam di kantor konstituennya. Beruntung, Timms lolos dari maut.
Tahun 2016, anggota parlemen dari Partai Buruh Jo Cox tewas ditembak, beberapa hari sebelum referendum Brexit.
Brendan, suami Cox menyebut penembakan tersebut sebagai aksi pengecut. Sementara saudara perempuannya, Kim Leadbeater yang pada awal tahun ini terpilih sebagai anggota parlemen di daerah pemilihan yang sama dengan Cox menyebut hal itu sebagai risiko yang harus dihadapi anggota parlemen.
“Namun, akan sangat mengerikan, jika hal serupa juga harus dialami anggota keluarga yang lain,” ungkap Leadbeater.
“Belakangan ini, banyak anggota parlemen yang takut. Mereka merasa terancam. Ini mengerikan,” tandasnya. [HES]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID