Membangun Peradaban Berbasis Masjid (6) Fungsi Masjid Nabi (7): Pusat Informasi Publik (2)
Di mana Nabi lewat di sebuah jalan, di sini Nabi disapa dan dihampiri para sahabatnya.
Suatu ketika, ia bercanda dengan seorang perempuan tua. Ia diminta mendoakan sang nenek masuk surga. Tapi Nabi mencandainya dengan mengatakan: “Nenek tua tidak boleh menjadi penghuni surga”.
Sang nenek pun menangis. Namun Nabi menghiburnya dengan mengatakan: “Memang tidak ada nenek atau kakek tua masuk surga. Karena semuanya akan berubah menjadi usia yang paling segar, seperti belasan tahun.”
Dalam kesempatan lain, Nabi juga selalu menyapa kepala setiap anak kecil yang dilewatinya, sehingga anak-anak semua tahu, kalau Nabi mencintai anak-anak.
Sahabat produktif lain, seperti yang memang sudah menjadi sahabat setia Nabi tidak pernah berpisah lama dengan Nabi. Mereka selalu merindukan senyuman dan sapaan lembut Nabi.
Masjid sebagai pusat informasi publik betul-betul terlihat di masjid Nabi. Orang-orang datang dari jauh bukan hanya untuk mendapatkan pahala shalat yang lebih baik, tetapi juga untuk mendapatkan informasi penting dari the first person, Nabi Muhammad SAW. Cerita Nabi tentang Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, dan akhlak Nabi, banyak dibahas di masjid Nabi di Madinah sambil menunggu kehadiran Nabi di masjid.
Masjid Nabi juga sering menjadi alamat pos dari anak-anak atau keluarga yang mengirim surat dari luar kota. Nabi atau tim Abi Hurairah yang mendistribusikan kiriman yang ada. Kiriman-kiriman tersebut ada dalam bentuk surat menyurat, makanan atau minuman, dan sebagainya.
Orang yang tidak pernah ke masjid, sudah pasti akan kehilangan momentum untuk berubah. Barang-barang hilang atau kemungkinan akan adanya serangan mendadak dari pihak musuh Islam saat itu, bisa terdeteksi dan umat Islam bisa bersiap siaga.
Temuan-temuan baru seperti produk lampu paling terang saat itu, dihadiahkan kepada Nabi, lalu Nabi menjemputnya dengan dua tangan sambil mengatakan: “Seandainya aku memiliki dua anak perempuan maka yang satunya akan aku kawinkan dengan engkau”.
Betapa girangnya sang penemu mendapatkan apresiasi luar biasa dari Nabi. Karena, itu sekaligus promosi produk dalam negeri mereka. Wallahu a’lam.
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID