KSP Pastikan Kartu Tani Tingkatkan Akurasi Dan Efisiensi Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Pemerintah memiliki perhatian dan concern yang sangat besar pada peningkatan produksi dan kesejahteraan petani di Indonesia. Salah satunya melalui penyaluran pupuk bersubsidi kepada para petani.
Melalui cara ini, diharapkan dapat mendukung petani untuk terus berproduksi serta juga mendorong ketahanan pangan nasional. Dalam implementasinya, kebijakan penyaluran pupuk bersubsidi juga dilakukan melalui Kartu Tani.
Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Panutan Sulendrakusuma mengatakan, Kartu Tani merupakan bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani. “Dengan demikian masyarakat yang membutuhkan bisa mendapatkan manfaat,” ujar Panutan saat melakukan kunjungan kerja ke Kelompok Tani Sukamaju II Desa Margodadi Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Kamis (23/9).
Data Kementerian Pertanian menunjukkan jumlah petani di Indonesia mencapai 33,4 juta orang. Pertanian juga memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap PDB yakni sebesar 14,27 persen di tahun 2021. Ini merupakan kontribusi terbesar kedua setelah sektor pengolah dengan kontribusi 19,29 persen. “Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting pada pembangunan,” imbuh Panutan.
Di Lampung, Panutan bersama Kementerian Koordinator Perekonomian juga memantau Program Kartu Petani Berjaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Lampung. Panutan pun mengapresiasu program tersebut karen merupakan suatu inisiasi yang baik.
“KSP dalam hal ini memonitor dan meninjau integrasi program Kartu Tani dan Kartu Petani Berjaya agar kedua program tersebut dapat berjalan seiringan, bukan justru tumpang tindih,” ujar Panutan.
Turut mendampingi Panutan, Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Bustanul Arifin mengemukakan penyaluran pupuk bersubsidi penting mengingat jumlah yang tersedia di lapangan cenderung lebih sedikit dibandingkan jumlah pupuk bersubsidi yang diusulkan oleh petani.
Bustanul menilai, hal itu utamanya karena keterbatasan anggaran negara untuk pupuk bersubsidi. “Oleh karena itu KSP berkomitmen untuk terus memonitor implementasi di lapangan agar yang menerima manfaat benar-benar diterima oleh petani yang membutuhkan,” ujar Bustanul.
Di sisi lain, pertanian juga menjadi bantalan ekonomi ketika pandemi. Bustanul menjelaskan, sektor pertanian tetap tumbuh meskipun pertumbuhan ekonomi terkontraksi dan sempat mengalami resesi.
“Maka sangat penting kita menjaga sektor pertanian agar tetap produktif dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi,” ujar Bustanul. [SRI]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID