KBRI Moskow Genjot Promosi Sister City Magelang-Tula Lewat Kuliah Umum
Dalam mendorong pengembangan kerja sama sister city Magelang-Tula (Mantul), Duta Besar Indonesia untuk Rusia merangkap Republik Belarus Jose Tavares memberikan kuliah umum bertema “Hubungan Indonesia–Rusia: Menyongsong Kerja Sama Kota Kembar Magelang–Tula” secara daring, Selasa (16/11).
Kuliah Umum dibuka dengan sambutan Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz dan Rektor Universitas Tidar Mukh Arifin.
Dalam sambutannya, Muchamad Nur Aziz mengapresiasi rencana pembentukan sister city Magelang–Tula (Mantul) yang digagas Dubes Tavares dan berharap KBRI Moskow dapat terus memfasilitasi terwujudnya kerjasama kedua kota tersebut.
“Dengan kerja sama Kota Kembar ‘Mantul’ diharapkan kota Magelang dapat mewujudkan visi sebagai kota yang maju, sehat dan bahagia” ujar Muchamad Nur Aziz dalam keterangan Kedubes Rusia, Kamis (18/11).
Senada dengan visi Wali Kota Nur Aziz, Rektor Universitas Tidar Mukh Arifin menyampaikan harapan agar kerja sama internasional akan membuat Universitas Tidar menjadi universitas unggul dalam bidang kewirausahaan berbasis sumberdaya dan kearifan lokal.
“Rintisan kerjasama Kota Kembar ‘Mantul’ ini sangat strategis dalam rangka membuka peluang generasi muda menjalin kerjasama dengan negara lain,” sambung Mukh Arifin.
Sementara itu, Dubes Tavares menyampaikan hal-hal berkaitan dengan pilar kerja sama yang akan dikembangkan melalui rencana sister city ‘Mantul’ yaitu: pendidikan, perdagangan dan UMKM, pemuda dan kebudayaan, pariwisata, dan kota pintar.
Selain itu, Dubes Tavares juga menjelaskan tentang situasi Rusia terkini, hubungan bilateral Indonesia-Rusia, prospek perdagangan Indonesia-Rusia dan prospek kerja sama Magelang-Tula serta Universitas Tidar-Universitas Tula.
“Pemahaman masyarakat Indonesia mengenai Rusia kiranya perlu ditingkatkan. Terdapat banyak potensi kerja sama perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan dan teknologi yang sangat tinggi untuk digarap,” ujar Dubes Tavares.
“Masih jarang dijumpai barang Indonesia di pasar maupun supermarket Rusia,” sambungnya.
Lebih lanjut Dubes Tavares menjelaskan bahwa semenjak bubarnya Uni Soviet pada 1991, Rusia bukan lagi negara komunis. Di bidang ekonomi, Rusia menduduki peringkat 11 ekonomi dunia dengan GDP 1,7 triliun dolar AS atau perkapita 11,240 dolar AS. Selain itu, Rusia juga merupakan kekuatan militer global.
“Dalam perdagangan, KBRI Moskow meneliti terdapat 21 jenis produk potensial yang dapat dijual di Rusia mulai dari pakaian, alas kaki, peralatan rumah tangga, sampai dengan barang-barang elektronik,” ujar Dubes Tavares.
Dari segi komoditi, lanjutnya, ada kelapa sawit, teh, kopi, karet, coklat, buah tropis, produk perikanan, dan farmasi. Selain itu, wisatawan Rusia juga tidak sedikit yang berkunjung ke Indonesia.
Pada 2019, kunjungan wisman Rusia ke Indonesia mencapai 158.943 orang dengan rata-rata menghabiskan 2.000 dolar AS dengan jangka waktu kunjungan selama 2 pekan di tujuan wisata.
“Oleh karena itu, penting untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah setempat di Rusia, untuk dapat masuk ke Rusia dan bertemu kolega bisnis potensial Rusia yang dapat diajak kerja sama,” ujar Dubes Tavares.
Berkaca pada dinamika hubungan bilateral yang ada, Dubes Tavares optimis bahwa pembentukan kerjasama sister city ‘Mantul’ dapat turut mendongkrak peningkatan kerjasama kedua negara.
“Dengan Rusia, saat ini baru Jakarta dan Moskow yang memiliki kerja sama kota kembar, diharapkan Kota Magelang menjadi yang kedua untuk dapat berkerja sama dengan Kota Tula,” pungkas Dubes Tavares.
Para peserta kuliah umum adalah mahasiswa dan civitas akademika Universitas Tidar, ASN pada kantor Pemerintah Kota Magelang dan perwakilan berbagai unsur masyarakat kota Magelang. Seluruh peserta yang hadir sangat antusias dan berpartisipasi aktif dalam sesi tanya jawab. [DAY]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID