Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2023 Prof Tjandra Ingatkan Konsep REEA

<p>Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan konsep REEA untuk meningkatkan keselamatan pasien.</p>
<p>Hal itu disampaikan Prof Tjandra dalam rangka Hari Keselamatan Pasien Sedunia atau World Patient Safety Day yang diperingati setiap 17 September, hari ini.</p>
<p>Anggota Tim Pakar Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) ini menggarisbawahi pentingnya keamanan dalam pelayanan kesehatan. Prinsip First do no harm menjadikan keamanan sebagai faktor utama. </p>
<p>Sebab, data yang dirilis oleh WHO pada bulan September 2023 mengungkapkan bahwa sekitar 1 dari 10 pasien di seluruh dunia pernah mengalami akibat buruk atau harmed selama mendapat pelayanan kesehatan. </p>
<p>Bahkan, lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia meninggal karena pelayanan kesehatan yang tidak aman atau unsafe care.</p>
<p>"Pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mencari penyembuhan, tetapi malah jadinya mengalami hal buruk akibat pelayanan yang tidak tepat," kata Prof Tjandra dalam keterangannya, Minggu (17/9).</p>
<p>Prof Tjandra juga menggarisbawahi tema Hari Keselamatan Pasien tahun ini, yakni Engaging patients for patient safety, yang artinya, mengedepankan keterlibatan pasien dalam upaya keselamatan pasien. </p>
<p>Prof Tjandra menekankan bahwa peran pasien, keluarga, dan pengasuhnya sangat penting, karena keselamatan pasien bukan hanya tanggung jawab petugas kesehatan. </p>
<p>"Bukti ilmiah menunjukkan bahwa kalau pasien diperlakukan sebagai mitra, bukan sebagai obyek semata, maka pasien akan amat berperan dalam keberhasilan tiga hal, keselamatan pasien, kepuasan pasien dan juga hasil pelayanan kesehatan," tambahnya.</p>
<p>Untuk meningkatkan kesadaran global tentang keterlibatan pasien, Prof Tjandra merujuk pada konsep "REEA", yakni:</p>
<p>1. Raise: meningkatkan pemahaman global tentang perlunya keterlibatan aktif pasien dan keluarganya pada semua jenis dan tingkatan pelayanan kesehatan, untuk lebih menjamin terjadinya keselamatan pasien,</p>
<p>2. Engage: melibatkan penentu kebijakan publik, pimpinan jajaran ksehatan, petugas kesehatan, organisasi pasien, masyarakat madani dan pemangku kepentingan lainnya,</p>
<p>3. Empower: memberdayakan pasien dan keluarganya untuk aktif berperan dalam pelayanan kesehatannya masing-masing dan selalu memperbaiki aspek keamanan dari pelayanan kesehatan. </p>
<p>4. Advocate: perlunya advokasi segera tentang keterlibatan aktif pasien dan keluarga ini, sesuatu yang sejalan dengan kesepakatan dunia “Global Patient Safety Action Plan 2021–2030”</p>
<p>Guru besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) ini menyimpulkan bahwa perubahan paradigma dalam pelayanan kesehatan diperlukan, dari pelayanan untuk pasien menjadi pelayanan bersama pasien. </p>
<p>"Pasien dan keluarganya harus terlibat langsung dalam setiap langkah pelayanan kesehatan yang diterimanya. Jadi perlu ada perubahan pola di dunia dan di negara kita," pungkasnya.</p> .
Sumber : Berita Lifestyle, Kuliner, Travel, Kesehatan, Tips .