Hadiri Pertemuan Dewan Menteri OECD Mendag Komit Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi hadir dalam Pertemuan Dewan Menteri Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Ministerial Council Meeting.
Pada kesempatan itu Mendag berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca. Lutfi didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono terbang ke Paris, Prancis, 5-6 Oktober.
Dalam sesi pleno Building A Green Future, hasil pembahasannya cukup memuaskan. Yakni potensi besar Indonesia dalam perdagangan karbon: sebagai negara super power dunia.
“Indonesia berpotensi menjadi carbon offset superpower di dunia melalui perdagangan karbon sukarela secara internasional. Namun, kerja sama internasional diperlukan untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam rangka pengembangan kerangka regulasi kebijakan yang efektif,” jelas Mendag Lutfi.
Dalam sesi tersebut, Indonesia secara tegas menyampaikan komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, sebagaimana tercantum dalam kesepakatan Paris Agreement. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kebijakan carbon pricing.
Keikutsertaan Indonesia dalam Pertemuan Dewan Menteri OECD ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai negara di dunia serta membahas berbagai isu perdagangan terkini.
Dalam pertemuan ini, Mendag menghadiri sesi pleno tingkat menteri Building a Green Future yang membahas Innovation and Inclusive Pathways to Net–Zero. Serta mengadiri kegiatan working lunch dengan tema Promoting Trade for All.
Hal lain yang dibahas pada sesi Building a Green Future adalah upaya mendorong agenda pemulihan ekonomi yang kini juga dikemas untuk mendukung agenda transisi menuju ekonomi hijau, inovasi, dan peluang ekonomi baru bagi para pekerja.
Kata Lutfi, untuk mencapai upaya pemulihan ekonomi yang dipadukan dengan pencapaian target net zero emission, tentunya memerlukan kerja sama internasional. Hal ini dapat dilihat dari beberapa inisiatif yang diluncurkan beberapa negara seperti Green Deal (Uni Eropa), Build Back Better World (G7), Beyond Zero initiative (Jepang), dan Blue Dot Network (Amerika Serikat, Jepang, dan Australia).
Sedangkan, dalam sesi working lunch, para menteri memastikan manfaat perdagangan dapat dirasakan seluruh pihak lapisan masyarakat dan lingkungan.
Pada dasarnya, para menteri menyadari bahwa adanya urgensi untuk mengembangkan kebijakan perdagangan yang dapat berkontribusi atas permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan, termasuk antara lain perlindungan kesejahteraan pekerja, wanita dan anak-anak, serta kompetisi, subsidi, kelestarian lingkungan, dan tujuan pembangunan berkelanjutan. [MEN]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID