FW de Klerk, Presiden Kulit Putih Terakhir Afsel Wafat Di Usia 85 Tahun

Mantan Presiden Afrika Selatan (Afsel) Frederik Willem de Klerk dilaporkan meninggal dunia dalam usia 85 tahun di kediamannya di Cape Town, setelah berjuang melawan kanker mesothelioma.
Dalam pernyataannya pada Kamis (11/11), FW de Klerk Foundation mengungkap, Presiden Afsel ke-9 itu didiagnosis mengalami penyakit kanker mesothelioma yang menyerang selaput paru-paru pada Juni 2021.
De Klerk wafat meninggalkan satu orang istri yang bernama Elita, serta kedua anaknya dan Jan dan Susan, yang telah memberinya cucu.
Mengakhiri Apartheid
De Klerk yang lahir pada 18 Maret 1936 adalah politisi Partai Nasional Afrika. Sebelum mengambil alih jabatan Ketua Partai Nasional dari PW Botha pada Februari 1989 dan beberapa bulan kemudian menjadi Presiden, De Klerk bekerja sebagai pengacara dan menduduki sejumlah posisi sebagai menteri.
Dalam pidatonya yang terkenal di depan parlemen tahun berikutnya, De Klerk menghapus larangan terhadap sejumlah partai, termasuk Kongres Nasional Afrika (ANC) Mandela. Dia juga mengumumkan bahwa Mandela akan dibebaskan dari penjara setelah 27 tahun.
Ini merupakan langkah konkret de Klerk dalam mengakhiri era apartheid di Afsel.
De Klerk menjadi salah satu dari dua wakil presiden Afrika Selatan, setelah pemilihan multi-partai pada 1994 yang membuat Mandela menjadi presiden.
Tahun 1997, De Klerk memutuskan pensiun dari politik. “Saya memutuskan mundur, demi kepentingan terbaik partai dan negara,” katanya kala itu, seperti dilansir BBC.
Meski hubungannya dengan De Klerk sering diselingi oleh ketidaksepakatan yang pahit, Mandela sebagai presiden baru saat itu menggambarkan orang yang digantikannya sebagai seseorang yang berintegritas tinggi. [HES]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID