Erick Jamin Petani Lampung Dapat Pendampingan Program Makmur Dari PT Pupuk Indonesia
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Program Makmur memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi para petani Tanah Air.
Erick mengatakan, program yang memiliki kepanjangan Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini, dapat berjalan berkat kolaborasi BUMN.
“Tidak mungkin pada saat seperti ini, kita berdiri sendiri-sendiri. Kita harus gotong royong. Apalagi, Covid ini benar-benar menekan, tidak hanya kesehatan kita, tapi juga ekonomi. Bahkan, Covid juga membuat kesenjangan sosial. Karena itu, harus diintervensi supaya ekonominya seimbang,” papar Erick.
“Saya terima kasih swasta datang, BUMN datang, petani datang. Supaya kita sama-sama bergotong royong. Karena itu, kita berinisiasi dengan Program Makmur ini,” tambahnya.
Program Makmur merupakan ekosistem yang sangat bermanfaat bagi para petani Tanah Air. Pasalnya, di dalam program tersebut sudah menghubungkan petani dengan pihak project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, hingga jaminan ketersediaan pupuk non subsidi.
Dengan ekosistem tersebut, petani yang tergabung dalam Program Makmur mendapat pendampingan yang berdampak positif, terhadap produktivitas dan penghasilan pertanian.
“Dalam Program Makmur, BUMN fokus pada lahan seluas 40.000 hektar, 28.000 petani. Kalau ini jalan, kita besarkan. Di sini, Himbara datang. Ada BNI, BRI, Mandiri untuk pembiayaannya. Lalu PT Pupuk Indonesia melakukan pendampingan. Bapak-bapak sama RNI beli, supaya semua ini menjadi ekosistem yang sehat,” kata Erick.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pusri Palembang Tri Wahyudi Saleh mengatakan, di bawah koordinasi Pupuk Indonesia, program Makmur memberikan manfaat nyata bagi para petani.
Tri Wahyudi menyebut, sudah banyak petani yang mengalami peningkatan produktivitas dan penghasilan pertanian, sejak bergabung pada program yang diluncurkan pada Agustus lalu.
“Sesuai inisiasi dari Pupuk Indonesia, Program Makmur ini ada ekosistemnya. Di situ ada pensuplai benih, produsen pupuk, dan pestisida. Untuk pendanaan, ada Himbara, BNI, BRI, Mandiri. Sebagai offtaker, sudah ada RNI Grup. Ini sudah terintegrasi. Kalau ada potensi gagal panen, maka ada asuransinya. Ada Jasindo. Artinya, kolaborasi BUMN ini sudah men-support program Makmur,” kata Tri Wahyudi.
Sementara itu, Anggoro Kasih, salah satu petani dari Lampung Utara mengungkapkan, penggunaan pupuk non subsidi dalam Program Makmur, berhasil meningkatkan produktivitas jagung di lahan taninya.
Ia mengungkap, kepastian pasokan pupuk non subsidi serta cara penggunaan dan pendampingan, menjadi kunci peningkatan produktivtas pertanian.
Proses tanam perdana jagung Program Makmur di Desa Muara Putih ini dilakukan di atas lahan seluas 30 hektar oleh 30 petani, yang tergabung ke dalam kelompok tani Mekar Sari.
Program Makmur di Lampung Selatan ini akan didukung oleh PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang sebagai project leader. Serta melibatkan PT Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai lembaga keuangan yang menyalurkan permodalan, PT MDN dan PT RNI (Persero) sebagai offtaker, dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai pemberi jaminan asuransi pertanian.
Program Makmur telah dijalankan oleh masing-masing anak perusahaan Pupuk Indonesia Group. Seperti PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Iskandar Muda, dan PT Petrokimia Gresik.
Semua anak perusahaan menjadi project leader di masing-masing wilayah yang telah ditentukan penyebarannya.
Program Makmur telah diimplementasikan secara merata di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Pada tahun 2021, target luasan lahan Program Makmur mencapai 50 ribu hektare. Adapun komoditas yang menjadi fokus program ini yakni padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis.
Per September 2021, realisasi Program Makmur telah mencapai 50.799 hektar dan melibatkan 31.596 orang petani. [HES]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID