Dubes Inggris Jamin AUKUS Tetap Jaga Stabilitas Kawasan

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins angkat suara mengenai kritikan keras pembentukan aliansi Amerika Serikat, Inggris, dan Australia alias AUKUS. Dubes Jenkins menepis dugaan bahwa aliansi ini bakal memantik persaingan senjata nuklir. Dia menegaskan, dugaan itu tidak sesuai dengan tujuan dibentuknya AUKUS.
Dalam diskusi virtual bersama Universitas Paramadina, Rabu (22/9), Dubes Jenkins menegaskan, Inggris dan anggota aliansi di AUKUS menjunjung tinggi perdamaian. “Seperti Indonesia yang menjunjung tinggi konvensi hukum laut internasional (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS Tahun 1982) dalam melindungi perdamaian dan kestabilan di kawasan Asia Pasifik, Inggris juga sama,” ujarnya.
Dia menerangkan, anggota AUKUS menyetujui terbentuknya aliansi ini dengan dasar sama seperti UNCLOS. “Saya pikir ini adalah elemen yang sangat penting, elemen kunci bagi kita semua untuk memastikan bahwa kemampuan dan keamanan di seluruh wilayah Indo-Pasifik dilindungi,” sambungnya.
Dubes yang hobi makan gorengan ini menampik anggapan miring negara lain yang khawatir AUKUS bakal melanggar hukum internasional. “Saya akan memastikan bahwa kesepakatan AUKUS sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional,” tegasnya.
Jenkins yakin, kesepakatan tiga negara ini tidak akan mengarah pada proliferasi senjata nuklir. “Ini bukan transfer teknologi senjata,” tegasnya.
Dia yakin, perjanjian tersebut akan berkontribusi pada keamanan dan stabilitas regional serta internasional. Jenkins menegaskan, stabilitas akan tercipta dengan baik jika negara-negara saling bekerja sama dalam mendukung norma-norma internasional.
Menurutnya, AUKUS merupakan kemitraan jangka panjang karena memiliki proses yang juga panjang. Ia menjelaskan, hal tersebut akan menjadi sesuatu yang berkembang dari waktu ke waktu.
AUKUS adalah pakta pertahanan yang fokus pada kapabilitas militer AS, Australia, dan Inggris. Pakta ini meliputi elemen perang siber, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), kemampuan bawah laut, dan juga teknologi nuklir.
AUKUS dipandang sebagai sebuah pakta yang tidak sejalan dengan komitmen non-proliferasi nuklir, atau janji untuk tidak membuat atau menyebarkan senjata nuklir. Dalam kesepakatan AUKUS, Australia akan mendapat bantuan dari AS dan Inggris untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir.
Komunitas internasional meyakini, AUKUS sebagai salah satu upaya menghadapi pengaruh China di kawasan. Namun, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan, AUKUS tidak ditujukan untuk menghadapi Negeri Panda. [DAY]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID