Ditegaskan Dokter Dan Pakar Pangan Air Galon Guna Ulang Aman, Belum Pernah Sebabkan Penyakit

0

Dokter spesialis onkologi dan dokter spesialis kebidanan dan kandungan menyatakan, belum pernah menemukan ada pasien yang mengalami penyakit kanker dan gangguan pada janin karena mengkonsumsi air minum dalam kemasan galon guna ulang. Pakar pangan juga menjelaskan, semua air kemasan yang sudah memiliki izin edar aman untuk dikonsumsi.

Penegasan-penegasan disampaikan dalam webinar bertajuk “Keamanan Menggunakan Air Galon Guna Ulang di Tengah Isu BPA”, Selasa (16/11). Webinar ini menghadirkan dokter spesialis onkologi Dr. Bajuadji SpB (K) Onk. MARS; dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr. M. Alamsyah Azis, SpOG(K), M.Kes., KIC; dan pakar pangan dari Universitas Trilogi Hermawan Seftiono.

Dokter Bajuadji menjelaskan, kanker merupakan sekelompok penyakit yang ditandai pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel abnormal yang dapat menyebabkan kematian. Kanker dibagi dua, yaitu solid (padat) seperti kanker payudara, kanker usus besar, kanker paru, tulang, prostat, dan non-solid seperti kanker darah (leukemia).

Etiologi kanker ada yang berasal dari dalam dan dari luar. Menurutnya, faktor internal ini paling dominan. Sebesar 85 persen keganasan kanker diturunkan secara genetik, sehingga terjadi kegagalan repair dari sel DNA ke gen yang akan menjadi gen abnormal yang menetap. Ini yang akan menjadi sel kanker.

Sedang dari faktor eksternal atau lingkungan bisa disebabkan zat kimia, radiasi, sinar ultraviolet atau zat karsinogen misalnya zat pewarna, atau formalin yang ada pada makanan yang memicu terjadinya keganasan.

“Pertama, penyebab kanker yang paling utama adalah faktor genetik. Kedua, faktor lingkungan misalkan kebiasaan merokok, minum alkohol, terpapar sinar ultraviolet dari matahari, radiasi ionisasi. Kemudian faktor makanan yang mengandung zat kimia yang bersifat karsinogen seperti zat pewarna dan formalin. Ada juga karena virus dan karena penggunaan hormon sehingga terjadi ketidakseimbangan hormone,” ujar Bajuadji.

Yang jelas, katanya, belum pernah ada orang terkena penyakit kanker karena mengkonsumsi air kemasan galon guna ulang.  “Jujur, saya sendiri belum pernah ada pasien yang datang karena riwayat penggunaan air galon isi ulang kemudian mengakibatkan terjadinya kelainan pada tubuhnya atau kelainan pada organ yang lain. Belum pernah ada untuk kasus keganasan (kanker) atau gangguan pencernaan pada orang dewasa itu yang datang berobat ke rumah sakit tempat saya praktik karena mengkonsumsi air galon,” terangnya.

 

Hal senada juga disampaikan dokter Alamsyah. Menurutnya, belum ada seorang ibu hamil yang kesehatan janinnya terganggu hanya karena mengkonsumsi air galon guna ulang. Dia mengatakan, faktor utama yang memengaruhi kesehatan janin adalah asupan gizi. 

“Jadi, seorang calon ibu itu harus memiliki asupan gizi yang baik untuk mempersiapkan kehamilannya. Makronutrien dan mikronutrien selama hamil akan sangat berdampak terhadap suplai kebutuhan gizi bagi pertumbuhan janin. Artinya, apa yang dimakan yang dikonsumsi ibu ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dari janin itu sendiri,” terangnya.

Adapun yang menjadi faktor risiko yang bisa membahayakan ibu dalam kehamilan, menurut Alamsyah, adalah kebiasaan merokok, meminum alkohol, penyakit yang sudah diidap ibu terutama penyakit jantung, diabetes, dan keadaan trauma. “Saya belum pernah menemukan dari pasien saya ada keluhan karena mengkonsumsi air galon guna ulang,” sambungnya.

Terkait keamanan air galon guna ulang, ahli pangan Hermawan menyatakan, tidak perlu dikawatirkan lagi. Menurutnya, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terbukti tidak ada migrasi Bisfenol A (BPA) yang terdapat dalam botol Policarbonat (PC) yang ditempatkan pada suhu ruangan 23 derajat celcius selama 24 jam.

Kemudian, jika botol terkena paparan matahari suhu berkisar 30 derajat celcius selama 7 jam, hanya ada migrasi sebesar 0,0257 ppm. Sementara, jika diisi air panas 100 derajat celcius selama 30 menit paparan migrasinya mencapai 0,0495 ppm. Jumlah itu jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yaitu 0,6 bpj.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan BPOM, lanjut Hermawan, air galon guna ulang ini telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi karena migrasi BPA-nya hanya 0,033 bpj. Selain itu, jika sudah memiliki izin edar, berarti produk air galon guna ulang itu pasti memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia). Artinya, sudah melewati aturan pengujian berdasarkan yang ada di laboratorium yang sudah berakreditasi.

“Jadi, sebenarnya dengan memakai air galon yang telah memenuhi standar SNI, produk itu sudah aman untuk dikonsumsi,” katanya. [USU]

]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *