Dijadikan Buronan Internasional Putin Cuek

<p>Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Menanggapi hal itu, Putin cuek. Kremlin menganggap surat itu tak lebih dari selembar kertas omong kosong.</p>
<p>ICC menduga Putin diduga terlibat dalam deportasi ilegal dan pemindahan anak-anak dari wilayah Ukraina yang diduduki Rusia, sejak Februari 2022. Selain Putin, perintah yang sama juga ditujukan untuk Maria Lvova-Belova, komisioner lembaga perlindungan anak Rusia.</p>
<p>Menukil penelitian Yale University di AS bulan lalu, Rusia disebut telah menyandera setidaknya 6 ribu anak Ukraina di 43 kamp dan fasilitas militer lainnya dalam jaringan sistematis berskala besar. Pemerintah Ukraina baru-baru ini juga mengatakan bahwa lebih dari 14.700 anak dideportasi ke Rusia. Seribu di antaranya berasal dari kota Pelabuhan Mariupol yang telah dikepung selama berminggu-minggu, sebelum akhirnya dihancurkan.</p>
<p>Presiden ICC, Piotr Hofmanski mengatakan, kendati surat perintah penangkapan Putin sudah dikeluarkan, implementasinya akan dikembalikan lagi ke masyarakat internasional.</p>
<p>Terbaru, ICC mendorong 123 negara anggota untuk menangkap Putin dan memindahkannya ke Den Haag, Belanda, untuk diadili, jika ia menginjakkan kaki di salah satu wilayah mereka.</p>
<p>Apa tanggapan Putin? Pemerintah Rusia menghujat, habis keputusan tersebut. Bahkan, surat itu tak berarti apa-apa bagi Putin, termasuk dari sudut pandang hukum.</p>
<p>“Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan Vladimir Putin. Tidak perlu menjelaskan di mana kertas ini harus digunakan,” cuit Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev di akun Twitter resminya, sambil menempelkan emotion tisu toilet.</p>
<p>Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengingatkan, Moskow bukan pihak dalam Statua Roma yang menjadi dasar pembentukan ICC. Karena itu, Rusia tidak memiliki kewajiban di bawahnya.</p>
<p>“Keputusan Mahkamah Pidana Internasional tidak ada artinya bagi negara kami, termasuk dari sudut pandang hukum,” tegas Zakharova.</p>
<p>Untuk diketahui. ICC merupakan organisasi antarpemerintah independen yang secara organisasi tidak terkait dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pengadilan ini pun tidak bisa mengandalkan otoritas PBB untuk menangkap Putin.</p>
<div style=”page-break-after: always”><span style=”display: none;”> </span></div>
<p>Presiden Amerika Serikat, Joe Biden ikut mengomentari perintah penangkapan Putin. Kkeputusan penangkapan tersebut sudah benar. Sama seperti Rusia, Amerika juga bukan anggota ICC. Namun, ia mendukung keputusan ICC.</p>
<p>Biden menilai, apa yang dilakukan Putin adalah kasus yang berat dan pengecualian untuknya bisa dibenarkan.</p>
<p>“Dia jelas-jelas melakukan kejahatan perang. (Keputusan ICC) itu bisa dibenarkan. Kami secara hukum juga tidak mengakui perintah itu, tapi saya pikir (ICC) punya alasan yang kuat,” ucap Biden menukil <em>Al Jazeera.</em></p>
<p>Hal senada dikatakan Kanselir Jerman, Olaf Scholz. Dia menyambut baik keputusan ICC yang mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin. Melansir dari laman DW, Sabtu (18/3), Scholz menegaskan, surat perintah penangkapan ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun orang yang kebal hukum.</p>
<p>“Pengadilan Kriminal Internasional adalah lembaga yang tepat untuk menyelidiki kejahatan perang. Faktanya adalah, tidak ada yang kebal hukum, dan hal itu menjadi sangat jelas sekarang,” kata Scholz dalam konferensi pers gabungan bersama Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo.</p>
<p>Sementara, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana menyebut, keputusan ICC sangat aneh. Mengingat, Rusia bukan penandatangan dan meratifikasi Statuta Roma.</p>
<p>“Tapi kalau hanya anak-anak Ukraina yang dijadikan basis oleh ICC untuk menyeret Putin seolah ini dicari-cari agar Putin dapat diseret. Padahal, serangan yang dilakukan Putin ke Ukraina lebih luas dari akibat kepada anak-anak Ukraina,” ulas Hikmahanto, tadi malam.</p>
<p>Menurutnya, Putin sulit akan ditangkap dan dihadirkan di Den Haag. Ada empat alasannya. Pertama, pemerintahan Putin masih tegak sehingga tidak mungkin menyerahkan Putin ke ICC.</p>
<p>Kedua, proses ekstradisi dari ICC tidak mungkin dilakukan. Mengingat pemerintahan Putin tidak akan mengabulkan.</p>
<p>Ketiga, Rusia adalah negara besar yang tidak mungkin dipaksa negara lain menyerahkan Putin. Keempat, Putin akan membatasi diri ke luar negeri untuk menghindari diserahkan oleh negara yang dikunjungi atas permintaan dari Jaksa ICC.</p>
<p>“Oleh karenanya proses hukum yang dilakukan oleh Jaksa ICC hanya akrobat hukum belaka yang tidak mungkin efektif diwujudkan,” pungkas Hikmahanto. â– </p> .
Sumber : Berita Internasional Peristiwa Terbaru Hari Ini