Dihantui Sentimen Negatif, Rupiah Menguat Tipis
Pasca melemah di awal pekan kemarin, pagi ini nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,06 persen di level Rp 14.266 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level Rp 14.274 per dolar AS.
Senada, mayoritas mata uang juga menguat terhadap dolar AS. Peso Filipina naik 0,23 persen, ringgit Malaysia melesat 0,07 persen, baht Thailand melonjak 0,05 persen, dolar Singapura naik 0,06 persen.
Begitu juga won Korea Selatan menguat 0,09 persen dolar Hong Kong melonjak 0,03 persen. Indeks dolar AS terhadap greenback menguat 0,04 persen menjadi 93.925.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,14 persen ke level Rp 16.541, terhadap poundsterling Inggris juga melemah 0,19 persen ke level Rp 19.740, dan terhadap dolar Australia minus 0,30 persen ke level Rp 10.732.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat, penguatan dolar AS yang tetap berada di level tertinggi selama dua minggu lebih didorong oleh kenaikan inflasi di AS.
Adapun, penguatan inflasi di Negeri Paman Sam kian mengkonfirmasi peluang Bank Sentral AS (Federal Reserve) menaikkan suku bunga.
“Inflasi pilihan The Fed melanjutkan laju inflasi pada tingkat yang tidak terlihat dalam 30 tahun dan memperkuat ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga sekitar pertengahan 2022,” ujarnya dalam riset yang dikutip, Selasa (2/11).
Pasca dirilisnya data tersebut, sebanyak 90 persen dari konsensus yang melacak ekspektasi perubahan suku bunga dalam jangka pendek memperkirakan suku bunga di AS akan dinaikkan mulai Desember.
Dari dalam negeri, perkembangan pandemi kian positif karena tingkat penularan Covid-19 terjadi penurunan.
Ia memperkirakan rupiah masih akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah pada perdagangan hari ini di rentang Rp 14.260 – Rp 14.320 per dolar AS. [DWI]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID