Di Rakernas FOKSI Ketua DPD Sampaikan Peran Konkret Pesantren Bagi Negara

0

Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai, pondok pesantren (ponpes) masih menjadi institusi yang paling konkret dalam memberikan sumbangsih bagi masyarakat dan negara.

Penilaian itu disampaikan LaNyalla pada Peringatan Milad Hari Santri ke-6 sekaligus Rapat Kerja Nasional DPP FOKSI, di Jakarta, Sabtu (23/10).

Dalam sambutan yang disampaikan secara virtual, LaNyalla menilai, ponpes dengan kiai dan santrinya tetap hidup mandiri dan memberi solusi, serta mampu menjaga kearifan lokal dalam pembangunan.

“Kalau kita bedah dari analisa ideologi, ekonomi, sosial dan budaya, pondok pesantren merupakan salah satu institusi yang paling nyata berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di Indonesia ini,” ujar LaNyalla.

Dari sisi ideologi, Pancasila menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa di sila pertama. Hal ini diperkuat Pasal 29 Ayat 1 Konstitusi yang menyebut, negara ini berlandaskan Ketuhanan.

Hal itu menjadi domain utama ponpes sebagai penjaga akhlak dan adab atau moral generasi bangsa ini.

“Artinya dengan melaksanakan ajaran agama, sisi penghayatan dari sila pertama Pancasila akan terwujud. Dan ini akan melahirkan manusia yang beradab dan berakhlak,” terangnya.

Dari sisi ekonomi, selain sebagai institusi mandiri, ponpes sudah memasuki ruang ekonomi melalui koperasi serta usaha-usaha di sektor pertanian, peternakan, dan lainnya.

Bahkan, ditambahkannya, beberapa pesantren telah mencatat sukses mengembangkan sektor usaha melalui koperasi ponpes. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan secara lebih luas.

Tapi meski potensinya ada, belum semua dari pondok pesantren di Indonesia mampu membesarkan skala bisnisnya.

LaNyalla mengungkapkan, salah satu sektor yang bisa dimanfaatkan adalah peluang pasar produk halal, yang bisa menembus pasar mancanegara.

“Memang hal ini masih membutuhkan dukungan dan keberpihakan pemerintah, baik daerah maupun pusat. Saya kira ini perlu disinergikan agar terwujud,” saran LaNyalla.

Lalu dari sisi sosial, ponpes menjadi penjaga nilai-nilai kearifan lokal. Di tengah gencarnya arus dan gaya hidup global, ponpes berperan sebagai penyeimbang, sekaligus penjaga moral generasi penerus.

Sementara dari sisi budaya, ponpes juga masih menjadi garda depan lembaga pendidikan di Indonesia.

Perannya sangat besar dan fundamental karena mengajarkan nilai-nilai adab dan budi pekerti yang menjadi bekal kehidupan bagi para alumni santri dalam menjalani kehidupan di masyarakat.

“Sebab inti pendidikan adalah menghasilkan anak didik yang berakhlak dan bermoral,” beber Senator asal Jawa Timur itu.

 

Kontribusi pesantren sudah dilakukan sejak era sebelum kemerdekaan. Ponpes adalah prototipe dari masyarakat madani atau entitas civil society. Pesantren hidup mandiri, sekaligus menjadi solusi bagi masyarakat di sekitar.

“Ada yang sakit, minta doa ke kiai. Ada yang tidak punya beras, datang ke pondok pesantren. Ada yang punya masalah, minta nasehat kiai, dan seterusnya. Begitulah kenyataannya kalau kita baca sejarah,” tutur LaNyalla.

Peran ulama dan kiai-kiai pengasuh pondok pesantren saat itu juga tidak bisa dihapus dari sejarah kemerdekaan Indonesia.

Termasuk, peran para ulama dan kiai se-Nusantara dalam memberikan pendapat dan masukan kepada BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang kemudian menjadi PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

“Juga sikap legowo para ulama dan kiai, yang demi keberagaman, setuju menghapus anak kalimat ‘Piagam Jakarta’ yang menjadi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dengan kalimat ‘Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa’,” tutupnya. [NOV]

]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *