Curiga Ada Yang Mau Pecah Belah PDIP Hasto Nunjuk Siapa
Sepekan terakhir ini, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto banyak ngoceh. Setelah saling sindir dengan Partai Demokrat soal perbandingan kinerja Jokowi dengan SBY, kemarin, Hasto mengungkapkan kecurigaannya ada yang mau memecah belah PDIP. Hasto nunjuk siapa ya?
Kecurigaan Hasto ini muncul di tengah panasnya isu calon presiden dan calon wakil presiden dari PDIP di Pilpres 2024. Hasto menyatakan, ada pihak yang ingin merusak tatanan internal Banteng. Caranya, dengan mendesak PDIP segera mengumumkan capresnya untuk Pilpres 2024.
Sejauh ini, di PDIP ada dua nama yang disebut-sebut berebut tiket untuk maju di 2024. Yaitu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Ketua DPR, Puan Maharani. Para pundung Ganjar dan Puan terus sikut-sikutan. Ada beberapa di antara mereka juga yang sudah melakukan deklarasi dukungan.
Hasto menegaskan, pihak tersebut dinilai tidak memiliki etika dan melangkahi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang punya wewenang menentukan capres dari PDIP.
“Sepertinya ada yang ingin membelah partai, tidak sabar berkaitan dengan capres-cawapres,” kata Hasto, saat membuka pelatihan kebencanaan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, kemarin.
Sekjen Banteng dua periode itu heran dengan pihak-pihak yang terus mendesak PDIP segera menentukan jagoan untuk 2024. Padahal, Pemilunya belum dimulai. Bahkan, KPU belum menentukan tanggal pencoblosan.
Dia lalu mengibaratkan kondisi itu seperti pemain sepak bola yang kebelet bikin gol padahal pertandingan belum dimulai. “Wasitnya saja, KPU, belum menyusun tahapan pemilu, eh, sudah ada yang mendorong dimasukkan ke gawang,” ujarnya, memberikan tamsil.
Urusan capres, Hasto mengingatkan, jangan terburu-buru atau grusa-grusu. Masih banyak bahasan yang lebih penting dibanding sekadar ngurusin Pilpres. “Seperti, bagaimana rakyat Indonesia menghadapi kemungkinan terjadinya bencana akibat banjir, tanah longsor yang sering terjadi. Kalau terjadi bencana, baru semua heboh menganalisis, bahwa ini akibat proses penggundulan hutan. Tetapi habis bencana selesai, dilupakan,” sindirnya.
Selain itu, Hasto juga memantau ada pihak yang mengangkat kampanye negatif dan fitnah terhadap PDIP. Dia melihat, hal itu sebagai upaya untuk menurunkan elektoral PDIP. “Ada berbagai bentuk untuk men-downgrade hanya karena elektoral PDI Perjuangan setiap survei itu selalu tertinggi. Padahal itu kan adalah hasil, melalui sesuatu kerja organisasi, termasuk melalui kerja Baguna,” ujar politisi berusia 55 tahun itu.
Pihak itu, nilai Hasto, ikut menyerang Presiden Jokowi dalam mengatasi pandemi Covid-19. Juga Megawati melalui isu Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sampai menutup omongannya, Hasto tak menyebut sekalipun siapa yang dicurigainya mau memecah belah PDIP.
Siapa pihak yang ditunjuk Hasto? Ketua DPP PDIP, Nusyirwan Soejono, juga enggan membocorkan. Saat dikontak Rakyat Merdeka, dia menyarankan untuk menanyakan hal itu langsung ke Hasto. “Pak Sekjen dihubungi saja,” kata Nusyirwan, kemarin.
Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno bersikap sama. Dia menyarankan agar langsung mengklarifikasi ke Hasto.
Saat ditanya lebih lanjut, Hendrawan menegaskan, kader PDIP harus memahami AD/ART partai yang terbentuk di Kongres 2019. Kader PDIP harus teguh memegang konstitusi partai itu. Tidak boleh terbawa arus yang terjadi.
“Harus menjaga diri, tak boleh larut dalam tarikan industri politik. Nah, ilmu tahu diri ini sangat penting untuk menavigasi orientasi dan opsi politik ke depan. Jika kader kehilangan kontrol diri, maka partai mudah ditarik ke kiri, ke kanan, dan semua bersuara sesuai kepentingan pihak lain,” ucapnya.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menduga yang dimaksud Hasto adalah kelompok yang ngebet mencalonkan Ganjar. Jika dugaan itu benar, kata Ujang, Hasto tinggal menyelesaikannya secara internal.
“Itu kan urusan internal. Jika ada yang ingin memecah belah PDIP di internal, kan tinggal cari dan pecat,” ucapnya.
Apabila pihak yang ingin memecah belah PDIP itu datang dari eksternal, Ujang meminta Hasto menyebut nama saja. Sehingga tidak seperti drama dan menuduh tanpa bukti. “Jika pun benar ada yang ingin memecah PDIP, kan tinggal perkuat barisan saja,” jelas Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu. [UMM]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID