#BubarkanMUI Menggema Kiai Ma’ruf Mana Suaranya

0

Hampir sepekan, tagar bubarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggema di linimasa Twitter. Namun, sampai kemarin, Wakil Presiden yang juga mantan Ketua Umum MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin belum bersuara langsung. Warganet pun nggak sabar menunggu sikap mantan Rais Aam PBNU itu.

Tagar bubarkan MUI mulai merayap di Twitter sejak Rabu malam lalu, atau setelah Densus 88 menangkap anggota Komisi Fatwa MUI, Zain An Najah, terkait dugaan terorisme.

Sebetulnya, MUI langsung menonaktifkan Zain setelah ditangkap Densus itu. Namun, keputusan tegas MUI itu tak membuat tagar #BubarkanMUI mereda. Malah, tagar tersebut makin kencang hingga bisa masuk daftar trending topic.

Tak jelas siapa yang pertama melambungkan tagar itu. Namun, tagar tersebut dinarasikan MUI sebagai sarang teroris, dan harus dibubarkan. Dalam sejumlah cuitan, kritikan Gus Dur, dan kiai kharismatik KH Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus, terhadap MUI, digunakan untuk menjajakan tagar tersebut.

Meski tak ada influencer tersohor yang mendengungkan tagar tersebut, tagar bubarkan MUI sempat beberapa hari di puncak trending topic. Orang-orang MUI tentu tak tinggal diam. Di luar MUI juga rame-rame melawan gerakan #BubarkanMUI ini.

Mereka yang memberikan dukungan kepada MUI itu antara lain: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid, dan banyak lagi yang lainnya.

Menanggapi gencarnya gerakan bubarkan MUI, politisi Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya berharap Kiai Ma’ruf buka suara.

“Saya minta Pak Wapres Yai Ma’ruf Amien agar kasih solusi. Jangan sampai MUI dibubarkan. Beliau pernah jadi Ketum MUI. Sekarang Wapres. Apa sulitnya mencegah gerakan pembubaran MUI?” kicau Mustofa di akun @TofaTofa_id.

 

Hal senada dicuit akun @densibas. Dia memohon Ma’ruf segera bersikap. Jangan hanya diam. “Bapak Kiai Ma’ruf Amin, dengan hormat sudah waktunya Pak Kiai angkat bicara untuk meredakan polemik, dan berdiri di depan untuk menyelamatkan MUI,” ujarnya.

@alisyarief mengatakan, sebagai seorang wapres, Ma’ruf memang harus diam saat Presiden bekerja.

“Tetapi dalam kapasitas sebagai pribadi, apalagi sebagai mantan Ketua Umum MUI, harus marah dan mengejar yang ingin membubarkan organisasi yang membesarkanmu,” kicaunya.

Ma’ruf memang belum bicara, tapi Jubir Wapres, Masduki Baidlowi sempat buka suara soal polemik ini saat mendampingi Wapres kunjungan kerja pada ke Sulawesi Utara, pada Jumat (19/11) malam lalu. Dia bilang, tuntutan pembubaran MUI tidak tepat.

“Tentu saja tidak bisa dikatakan bahwa kemudian MUI dibubarkan karena ada satu oknum yang terlibat seperti itu. Itu tidak ada kaitannya langsung dengan MUI,” kata Masduki.

Masduki, yang juga Ketua MUI Bidang Komunikasi dan Informasi ini mengatakan, keterlibatan satu pengurus MUI terkait kasus terorisme tersebut sifatnya pribadi dan tidak berkaitan dengan organisasi MUI.

“Misalnya ada oknum yang sama di lembaga lain, apakah lantas lembaganya dibubarkan? Toh, itu oknum yang melakukan pelanggaran,” tegasnya.

 

Terakhir, Masduki mengatakan, Ma’ruf berpesan, ke depan MUI agar lebih selektif dalam melakukan pendataan dan rekrutmen kepengurusan.

Sementara itu, kemarin, Menko Kopohulkam, Mahfud MD ikut pasang badan membela MUI. Di akun Twitter miliknya, Mahfud menegaskan, kekuatan MUI sangat kokoh. Karena itu, wacana pembubaran MUI tak realistis dan sulit terwujud.

“Merespons penangkapan tiga terduga teroris yang melibatkan oknum MUI, jangan berpikir bahwa MUI perlu dibubarkan. Itu semua provokasi yang bersumber dari khayalan, bukan dari pemahaman atas petistiwa,” ujar @mohmahfudmd.

Mahfud juga mengingatkan publik, siapapun jangan memprovokasi dengan mengatakan bahwa pemerintah via Densus 88 Antiteror menyerang MUI. Menurut dia, teroris bisa ditangkap di manapun.

“Kalau aparat diam dan terjadi sesuatu, nanti dituding kecolongan. Semuanya akan ada proses hukum dan pembuktian secara terbuka,” kata Mahfud.

Sebelumnya, Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menolak desakan pembubaran MUI. Said Aqil menyatakan, tetap mendukung pemberantasan terorisme tanpa harus membubarkan lembaga ulama.

Sekum Muhammadiyah, Abdul Mu’ti juga mendukung MUI. Kata dia, eksistensi MUI masih sangat diperlukan sebagai wadah dan forum silaturrahim para ulama dari ormas Islam yang berbeda-beda. Mu’ti menyarankan MUI perlu lebih selektif dalam menyusun anggota-anggotanya. Menurutnya, MUI perlu melakukan penelitian sebelum menetapkan seseorang sebagai pengurus. [BCG]

]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *