Bertemu Di Lirboyo, Kiai Sepuh Desak Muktamar NU Digelar Tahun Ini

0

Dorongan agar Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) digelar pada tahun ini kian menguat. Puluhan kiai sepuh di Jawa Timur (Jatim) bersepakat Muktamar sangat memungkinkan digelar karena pertimbangan mendesaknya agenda organisasi sekaligus kondisi pandemi yang terkendali.

Kesepakatan para kiai tersebut muncul saat digelar pertemuan di Pesantren Lirboyo, Kediri, Senin (20/9). Hadir dalam pertemuan ini antara lain KH. Anwar Mansyur dan KH. Kafabihi Mahrus (Pesantren Lirboyo), KH. Mutawakil Allallah (Pesantren Genggong Probolinggo), KH. Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jatim), KH. Ubaidillah Faqih (Pesantren Langitan), dan KH. Safruddin Sarif (Probolinggo).

Hadir pula sejumlah Gus di antaranya Gus Kautsar (Pesantren Ploso), Gus Fahrurrozi (Malang), Gus Fahim (Ploso), Gus Abdus Salam Shohib (Jombang), dan Gus Athoillah Anwar (Lirboyo).

Dalam pertemuan ini, para kiai dan para Gus Jawa Timur ini mengundang Rais Aam PBNU KH. Miftachul Ahyar dan Katib Aam PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengungkapkan, berkumpulnya puluhan kiai di Jawa Timur ini untuk membahas sejumlah isu seputar Muktamar ke-34 NU yang rencananya digelar di Provinsi Lampung pada 2021.

“Kami membicarakan sejumlah hal terkait isu-isu seputar Muktamar NU,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Menurut Gus Ipul, dari pertemuan selama sekitar dua jam tersebut, para kiai Jatim memberikan beberapa masukan untuk ditindaklanjuti PBNU. Di antara rekomendasinya adalah perlunya PBNU menyiapkan muktamar pada tahun ini.

“Sejalan dengan keputusan PWNU Jatim, kiai-kiai sepuh menginginkan muktamar bisa dilakukan 2021. Untuk itu PBNU diminta mempersiapkan sebaik-baiknya Muktamar tahun ini. Ini semacam perintah bagi PBNU,” tandas Gus Ipul.

Menurut Wali Kota Pasuruan ini, Muktamar NU harus digelar tahun ini untuk menjaga agar kegiatan organisasi tetap berjalan normal. Dalam sejarahnya, NU sudah pernah melakukan muktamar pada keadaan normal maupun genting. Pengalaman inilah yang bisa menjadi pijakan bagi PBNU untuk menggelar muktamar, tanpa ditunda-tunda lagi.

“Jadi tidak ada alasan untuk tidak menggelar muktamar dalam keadaan apa pun meskipun dalam pelaksanaannya perlu beradaptasi karena situasi pandemi Covid-19,” ujarnya.

Gus Ipul mengatakan, hasil pertemuan para kiai di Lirboyo kali ini akan disampaikan segera ke PBNU sehingga harapannya menjadi rumusan kuat agar Muktamar NU benar-benar bisa digelar tahun ini.

Muktamar ke-34 NU sedianya digelar pada 22-27 Oktober 2020 di Provinsi Lampung. Namun karena pandemi maka Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) pada 2020 lalu memutuskan perubahan waktu Muktamar ke-34 NU yakni pada Oktober 2021.

Sementara itu, sebelum menggelar pertemuan di Lirboyo, Rais Aam dan Katib Aam PBNU juga sempat sowan ke KH. Nurul Huda Jazuli (Pesantren Ploso Kediri). Dalam pertemuan itu, keduanya diberi beberapa pesan khusus di antaranya dukungan kepada Rais dan Katib Aam agar terus menjadi sambungan antara PBNU dan kiai sepuh serta pesantren. [FAQ]

]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *